Tuesday, March 3, 2015

Tuesday, February 17, 2015

THORIQ, HAFIDZ CILIK PERTAMA SDI MAKARIMUL AKHLAQ



Assalamualaikum… semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amiin.
Thoriq bersama Ibundanya saat Penerimaan Raport

Seperti yang telah tersebut dalam sebuah hadist “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang belajar dan mengamalkan Al-Quran”. Salah satu program unggulan SD Islam Makarimul Akhlaq adalah program hafalan Al-Quran juz 30, 29, dan 28. Alhamdulillah, pada tahun ketiga ini salah satu siswa kelas 3 telah dinyatakan lulus ujian hafalan juz 30 dengan predikat lulus sempurna.

Proses tes hafalan dan tes sambung ayat di hadapan penguji dan teman-teman



Proses Tes Hafalan

Predikat lulus sempurna ini didapat setelah menjalani tiga tahap tes, yaitu tes hafalan lengkap, tes sambung ayat, dan tes pengetahuan tajwid. Ketiga tahap tes tersebut diujikan dua kali yaitu di hadapan guru TPQ dan di hadapan dewan guru serta teman-temannya. Tes yang dilakukan di hadapan dewan guru dan teman-teman ini dimaksudkan untuk menguji mental peserta didik yang bersangkutan serta untuk memberikan motivasi bagi yang lain untuk dapat mengikuti jejaknya.
Bapak/Ibu wali murid… Buletin edisi ini akan mengupas profil Sang Penghafal Juz 30 itu dan kiat-kiat sukses menghafal dengan cepat dan tepat.
Ia bernama lengkap Muhammad Thoriq Dhiya’ul Haq. Dalam kesehariannya ia sering dipanggil dengan nama Erik atau Thoriq. Ia lahir di Jombang, 15 Mei 2006. Meski umurnya masih 9 tahun, ia sudah mampu menghafal juz 30 dengan baik dan lancar. Alhamdulillaah …
Putra dari pasangan Bapak Tholib dan Ibu Siti Almuchabibah ini memiliki hobi bermain sepak bola dan bersepeda. Ia termasuk anak yang cara belajarnya berciri audiosonik dan kinestetik (kecenderungan belajar dari proses mendengar dan gerak motorik). Hal tersebut yang mendorong orang tua untuk memfasilitasi belajarnya dengan rekaman murotthal juz 30. Setiap sebelum tidur orang tuanya selalu memutar rekaman murotthal juz 30 dari handphone dan rekaman itu tidak dimatikan sampai ia tertidur. Pemutaran rekaman murothal itu juga dilakukan setiap ba’da Subuh. Orang tuanya sengaja hanya mengisi memori handphone dengan rekaman murothal Al-Qur’an.
Siswa yang menyukai nasi kuning dan nasi goreng ini setiap berangkat sekolah diantar ibunya naik  motor. Di sepanjang perjalanan dari rumahnya di Bulurejo hingga sampai di sekolah selalu digunakan untuk muroja’ah  (membaca kembali) surat-surat yang terdapat di juz 30. Aktivitas inilah yang membantu ia tetap mengingat hafalan-hafalannya.
Keteraturan menjaga hafalan tidak hanya dilakukan dalam perjalanan berangkat ke sekolah saja. Setiap ba’da Maghrib hingga adzan Isya’ orang tua Erik mewajibkannya untuk membaca kembali buku “Pedoman Pembelajaran Al-Quran” yang diberikan sekolah dan membaca Al-Qur’an juz 30 dengan pendampingan orang tua.
Sebuah hadist menyampaikan bahwa ridlo Allah bergantung pada ridho orang tua dan murka Allah bergantung pada murka orang tua. Kesuksesan seorang anak tak lepas dari ridlo orang tua yang terwujud dalam doa, terlebih dalam doa seorang ibu. Setiap ba’da sholat ibunya selalu membaca Fatihah yang dikhususkan untuk ananda. Tak dapat dipungkiri, doa Bapak/Ibu sekalian dan dukungan  untuk mendampingi pembelajaran anak memang berperan besar untuk keberhasilan mereka di masa kini dan masa depan.
Demikian Bapak/Ibu sekalian profil dari sang penghafal pertama juz 30 dari SD Islam Makarimul Akhlaq dan kiat-kiatnya dalam menghafal. Semoga dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi yang lainnya. Amiiin. (Alf/mpsdima)
*****

Monday, February 16, 2015

PEKERJAAN RUMAH UNTUK ORANG TUA (3)



Alhamdulillah… Besar kesyukuran kami bisa menjumpai Bapak/Ibu kembali dalam seri buletin parenting SDI Makarimul Akhlak. Pada kesempatan kali ini kita akan menyambung kembali perbincangan kita dua pekan lalu tentang pekerjaan rumah orang tua. :)
emoga Bapak dan Ibu sudah melaksanakan 6 hal yang pada dua edisi kemarin telah kita bahas. Kini mari kita lanjutkan dengan pembahasan berikutnya, yaitu PR ke 7, 8 dan 9.

PR ke-7: Ketika anak-anak bertingkah yang berlebihan, orang tua berusaha bersungguh-sungguh, sedikit bicara dan banyak bertindak. Yaitu dengan membuat batasan-batasan yang jelas dan konsekuensi yang jelas. Ketika  terpaksa menindak anak, orang tua sekuat tenaga melaksanakannya dan tidak mudah goyah oleh perlawanan anak berupa: tangisan, kemarahan, amukan, dan serangan kata-kata atau fisik. Hal ini memang tidak akan mudah, tetapi jika tidak dilaksanakan sekarang,  akan jadi kesulitan yang berkepanjangan.
Contoh: Ketika di tempat perbelanjaan anak minta dibelikan mainan, padahal dari rumah sudah dijanji nanti tidak membeli mainan. Meskipun anak menangis, bahkan gulung-gulung di lantai, hendaknya orang tua tetap pada aturan, tidak memberikannya mainan.

PR ke-8: Mulai hari ini orang tua akan bersungguh sungguh, lebih sering menyapa dan mendekati anak pada saat anak berbuat baik daripada saat berbuat buruk. Orang tua tidak akan segan-segan
 mengungkapkan perasaan positif yang dirasakan, seperti memberi pujian atau mendoakan anak yang sesekali  sengaja terdengar oleh anak. Atau bisa juga dengan menceritakan kebaikan anak kepada orang lain.

PR ke-9: Mulai hari ini orang tua akan bersungguh-sungguh melatih diri  agar menjadi tempat curhat terbaik bagi anak , dengan mebiasakan diri:
a. mengajak anak bicara soal sepele sebelum yang serius
b. mengajak anak berbicara pada saat tidak bermasalah sebelum ada bermasalah, serta berusaha memberi nasehat saat anak dalam kondisi tenang dan lapang hati.

Demikian Bapak/Ibu pembahasan tentang tugas-tugas kita sebagai orang tua. Sembilan hal yang telah kita bahas dalam tiga edisi buletin ini semoga dapat kita lakukan dengan istiqomah sehingga kita dapat menjadi orang tua yang ‘benar-benar’ orang tua. Semoga anak-anak kita juga akan terbentuk menjadi anak-anak yang sholeh/sholehah dan berakhlakul karimah. Aaamin

*****

SAATNYA ORANG TUA MENGERJAKAN PR (2)



Apa kabar Bapak dan Ibu? Pada kesempatan kali ini kita akan menyambung kembali perbincangan kita dua pekan lalu tentang pekerjaan rumah orang tua. :)


emoga Bapak dan Ibu sudah melaksanakan 3 hal yang pada edisi kemarin telah kita bahas. Kini mari kita lanjutkan dengan pembahasan berikutnya, yaitu PR ke 4, 5 dan 6.
PR ke 4 :
Sebagai orang tua saya akan mengutamakan kebenaran. Kebenaran di sini tidak terpaku pada usia. Dalam membesarkan anak saya, pantang bagi saya membandingkan anak dengan saudaranya apalagi dengan orang lain.
(Keterangan: mengutamakan kebenaran maksudnya, kesalahan anak tetap diluruskan meski usianya masih kecil. Contohnya, Rasulullah yang meminta mengeluarkan paksa kurma sedekah dari mulut cucu beliau, meskipun cucunya masih kecil, karena makanan sedekah haram bagi keluarga Nabi saw)

PR ke-5:
In syaa Allah mulai hari ini, saya tidak akan mengatakan kalimat negatif tentang anak saya di depan anak, sebaik apapun tujuannya. Saya tidak rela `konsep diri` anak saya (keterangan: cara dia memandang dirinya) menjadi negatif gara-gara mulut saya yang tidak terjaga. 
Bapak Ibu harus berhati-hati karena kata-kata negatif (seperti, nakal, malas, manja,dll)  akan menjadi label/cap. Kita melabeli anak kita nakal maka bisa jadi ia menjadi semakin nakal.

PR ke-6:
Mulai hari ini saya akan bersungguh-sungguh melakukan apa yang saya katakan kepada anak, dan bersungguh-sungguh TIDAK PERNAH BERBOHONG dan ingkar janji pada anak sebaik apapun tujuannya. Ini saya lakukan agar anak saya percaya pada orang tuanya. Jika orang tua berbohong, atau `jarkoni` (berujar tapi tidak `ngelakoni`) maka anak akan kehilangan kepercayaan pada orang tuanya. Menjadi orangtua harus TEGAS, tetapi tidak kasar, serta harus konsisten.

Demikian pemb
ahasan kita tentang pengasuhan anak pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba. Semoga Allah memberi kemudahan pada Bapak dan Ibu untuk memberi pendidikan terbaik bagi putra putrinya. Aamiin..

SAATNYA ORANG TUA MENGERJAKAN PR

Buletin kita pekan ini akan membahas beberapa persoalan mengenai pengasuhan anak. Tulisan ini adalah pengembangan dari resume program “Kelas Pengasuhan Anak” yang diselenggarakan oleh Auladi Parenting School, dengan pemateri Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhori.
        Mungkin Bapak Ibu bertanya-tanya, kenapa sih kita harus BELAJAR tentang pengasuhan anak? Jawabannya adalah:
1.        Karena Allah memerintahkan kita untuk terus belajar
2.        Perubahan zaman, dimana dulu informasi serba terbatas, sedang  sekarang informasi tersebar luas, tanpa batas
3.        Agar anak bahagia
Mengasuh tanpa ilmu, akan membuat orang tua mudah tersulut emosi, mudah marah dan merasa tertekan. Untuk itulah kita perlu mempelajari ilmu tentang pengasuhan anak.
Dibawah ini ada beberapa PR orang tua yang mesti dipelajari agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan bahagia. Menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah. Ada 9 PR yang diberikan dalam program kelas pengasuhan anak ini. Kita akan membahas 3 terlebih dahulu.
A.        PR 1
In syaa Allah mulai hari ini saya akan bersungguh-sungguh menjadi orangtua betulan, bukan kebetulan. Saya akan memulainya dengan hal sederhana, yaitu menyediakan waktu bersama anak, setiap hari, setidaknya 30 menit setiap hari, sebelum anak saya berusia 12 th, dan setidaknya 3 jam setiap bulan, setelah mereka berusia lebih dari 12 th.
(Keterangan: WAKTU BERSAMA ANAK yang dimaksud di sini adalah anda benar-benar bersama anak, jiwa dan raga, tidak disambi main HP, baca koran, atau menyelesaikan pekerjaan lainnya)
B.        PR 2
In syaa Allah saya akan membebaskan hidup anak saya demi kebahagiaan mereka, sepanjang tidak melanggar aturan agama dan norma masyarakat, tidak membahayakan dirinya, serta tidak merugikan orang lain.
(Keterangan: MEMBEBASKAN di sini dimaksudkan memberikan kebebasan untuk memilih sesuatu yang disukainya, tidak banyak mengatur. Namun, bukan berarti tidak memberi batasan. Contoh: membebaskan anak memilih warna dan model pakaian, asalkan itu busana muslimah. Membebaskan bermain, asal tidak mengganggu ketenangan orang lain. Bebas memilih minatnya, asal itu sesuatu yang bermanfaat.)

C.        PR 3
In syaa Allah mulai hari ini saya bersungguh-sungguh sekuat tenaga untuk mendampingi anak, setidaknya dalam 4 kegiatan, yaitu: Sholat, menjelang tidur, bangun tidur dan saat makan.

Demikian ibu dan bapak, apa yang dapat kami sampaikan tentang pengasuhan yang membahagiakan anak dan orang tua. Selamat mencoba dan mempraktikkan, semoga Allah memberi kemudahan kepada bapak ibu semuanya. Aamiiin..