Wednesday, February 18, 2015
Tuesday, February 17, 2015
THORIQ, HAFIDZ CILIK PERTAMA SDI MAKARIMUL AKHLAQ
Assalamualaikum… semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amiin.
Thoriq bersama Ibundanya saat Penerimaan Raport |
Proses tes hafalan dan tes sambung ayat di hadapan penguji dan teman-teman |
Proses Tes Hafalan |
Bapak/Ibu wali murid… Buletin edisi ini akan
mengupas profil Sang Penghafal Juz 30 itu dan kiat-kiat sukses menghafal dengan
cepat dan tepat.
Ia bernama lengkap Muhammad
Thoriq Dhiya’ul Haq. Dalam kesehariannya ia sering dipanggil dengan nama Erik
atau Thoriq. Ia lahir di Jombang, 15 Mei 2006. Meski umurnya masih 9 tahun, ia
sudah mampu menghafal juz 30 dengan baik dan lancar. Alhamdulillaah …
Putra dari pasangan Bapak Tholib
dan Ibu Siti Almuchabibah ini memiliki hobi bermain sepak bola dan bersepeda. Ia
termasuk anak yang cara belajarnya berciri audiosonik dan kinestetik
(kecenderungan belajar dari proses mendengar dan gerak motorik). Hal tersebut
yang mendorong orang tua untuk memfasilitasi belajarnya dengan rekaman murotthal juz 30. Setiap sebelum tidur
orang tuanya selalu memutar rekaman murotthal
juz 30 dari handphone dan rekaman itu tidak dimatikan sampai ia tertidur.
Pemutaran rekaman murothal itu juga
dilakukan setiap ba’da Subuh. Orang tuanya sengaja hanya mengisi memori
handphone dengan rekaman murothal Al-Qur’an.
Siswa yang menyukai nasi kuning
dan nasi goreng ini setiap berangkat sekolah diantar ibunya naik motor. Di sepanjang perjalanan dari rumahnya
di Bulurejo hingga sampai di sekolah selalu digunakan untuk muroja’ah (membaca
kembali) surat-surat yang terdapat di juz 30. Aktivitas inilah yang membantu ia
tetap mengingat hafalan-hafalannya.
Keteraturan menjaga hafalan tidak
hanya dilakukan dalam perjalanan berangkat ke sekolah saja. Setiap ba’da
Maghrib hingga adzan Isya’ orang tua Erik mewajibkannya untuk membaca kembali
buku “Pedoman Pembelajaran Al-Quran” yang diberikan sekolah dan membaca
Al-Qur’an juz 30 dengan pendampingan orang tua.
Sebuah hadist menyampaikan bahwa
ridlo Allah bergantung pada ridho orang tua dan murka Allah bergantung pada
murka orang tua. Kesuksesan seorang anak tak lepas dari ridlo orang tua yang
terwujud dalam doa, terlebih dalam doa seorang ibu. Setiap ba’da sholat ibunya
selalu membaca Fatihah yang dikhususkan untuk ananda. Tak dapat dipungkiri, doa
Bapak/Ibu sekalian dan dukungan untuk
mendampingi pembelajaran anak memang berperan besar untuk keberhasilan mereka
di masa kini dan masa depan.
Demikian Bapak/Ibu sekalian
profil dari sang penghafal pertama juz 30 dari SD Islam Makarimul Akhlaq dan
kiat-kiatnya dalam menghafal. Semoga dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi
yang lainnya. Amiiin. (Alf/mpsdima)
*****
Monday, February 16, 2015
PEKERJAAN RUMAH UNTUK ORANG TUA (3)
Alhamdulillah…
Besar kesyukuran kami bisa menjumpai Bapak/Ibu kembali dalam seri buletin
parenting SDI Makarimul Akhlak. Pada kesempatan kali ini kita akan menyambung
kembali perbincangan kita dua pekan lalu tentang pekerjaan rumah orang tua. :)
emoga
Bapak dan Ibu sudah melaksanakan 6 hal yang pada dua edisi kemarin telah kita
bahas. Kini mari kita lanjutkan dengan pembahasan berikutnya, yaitu PR ke 7, 8
dan 9.
PR ke-7:
Ketika anak-anak bertingkah yang berlebihan, orang tua berusaha
bersungguh-sungguh, sedikit bicara dan banyak bertindak. Yaitu dengan membuat batasan-batasan yang jelas dan
konsekuensi yang jelas. Ketika
terpaksa menindak anak, orang tua sekuat tenaga melaksanakannya dan tidak mudah goyah oleh perlawanan anak
berupa: tangisan, kemarahan, amukan, dan serangan kata-kata atau fisik. Hal ini
memang tidak akan mudah, tetapi jika tidak dilaksanakan sekarang, akan jadi kesulitan yang berkepanjangan.
Contoh: Ketika
di tempat perbelanjaan anak minta dibelikan mainan, padahal dari rumah sudah
dijanji nanti tidak membeli mainan. Meskipun anak menangis, bahkan
gulung-gulung di lantai, hendaknya orang tua tetap pada aturan, tidak
memberikannya mainan.
PR ke-8: Mulai
hari ini orang tua akan bersungguh sungguh, lebih sering menyapa dan mendekati anak pada saat anak berbuat baik daripada
saat berbuat buruk. Orang tua tidak akan segan-segan
mengungkapkan perasaan positif yang dirasakan,
seperti memberi pujian atau mendoakan anak yang sesekali sengaja terdengar oleh anak. Atau bisa juga
dengan menceritakan kebaikan anak kepada orang lain.
PR ke-9: Mulai
hari ini orang tua akan bersungguh-sungguh melatih diri agar menjadi
tempat curhat terbaik bagi anak , dengan mebiasakan diri:
a. mengajak
anak bicara soal sepele sebelum yang serius
b. mengajak
anak berbicara pada saat tidak bermasalah sebelum ada bermasalah, serta
berusaha memberi nasehat saat anak dalam kondisi tenang dan lapang hati.
Demikian
Bapak/Ibu pembahasan tentang tugas-tugas kita sebagai orang tua. Sembilan hal
yang telah kita bahas dalam tiga edisi buletin ini semoga dapat kita lakukan
dengan istiqomah sehingga kita dapat menjadi orang tua yang ‘benar-benar’ orang
tua. Semoga anak-anak kita juga akan terbentuk menjadi anak-anak yang
sholeh/sholehah dan berakhlakul karimah. Aaamin
*****
SAATNYA ORANG TUA MENGERJAKAN PR (2)
Apa kabar Bapak dan Ibu? Pada
kesempatan kali ini kita akan menyambung kembali perbincangan kita dua pekan lalu tentang pekerjaan
rumah orang tua. :)
emoga
Bapak dan Ibu sudah melaksanakan 3 hal yang pada edisi kemarin telah kita
bahas. Kini mari kita lanjutkan dengan pembahasan berikutnya, yaitu PR ke 4,
5 dan 6.
PR
ke 4 :
Sebagai
orang tua saya akan mengutamakan
kebenaran. Kebenaran di
sini tidak terpaku pada usia. Dalam membesarkan anak saya, pantang bagi saya membandingkan
anak dengan saudaranya apalagi dengan orang lain.
(Keterangan: mengutamakan kebenaran maksudnya, kesalahan anak tetap diluruskan meski usianya masih kecil. Contohnya, Rasulullah yang meminta mengeluarkan paksa kurma sedekah dari mulut cucu beliau, meskipun cucunya masih kecil, karena makanan sedekah haram bagi keluarga Nabi saw)
PR ke-5:
(Keterangan: mengutamakan kebenaran maksudnya, kesalahan anak tetap diluruskan meski usianya masih kecil. Contohnya, Rasulullah yang meminta mengeluarkan paksa kurma sedekah dari mulut cucu beliau, meskipun cucunya masih kecil, karena makanan sedekah haram bagi keluarga Nabi saw)
PR ke-5:
In
syaa Allah mulai hari ini, saya tidak
akan mengatakan kalimat negatif tentang anak saya di depan anak, sebaik
apapun tujuannya. Saya tidak rela `konsep diri` anak saya (keterangan: cara dia memandang dirinya)
menjadi negatif gara-gara mulut saya yang tidak terjaga.
Bapak Ibu harus berhati-hati karena kata-kata negatif (seperti,
nakal, malas, manja,dll) akan menjadi label/cap. Kita melabeli anak kita
nakal maka bisa jadi ia menjadi semakin nakal.
PR ke-6:
Mulai
hari ini saya akan bersungguh-sungguh
melakukan apa yang saya katakan kepada anak, dan bersungguh-sungguh TIDAK
PERNAH BERBOHONG dan ingkar janji pada anak sebaik apapun tujuannya. Ini saya
lakukan agar anak saya percaya pada orang tuanya. Jika orang tua berbohong,
atau `jarkoni` (berujar tapi tidak
`ngelakoni`) maka anak akan kehilangan kepercayaan pada orang tuanya. Menjadi
orangtua harus TEGAS, tetapi tidak kasar, serta harus
konsisten.
Demikian pembahasan kita tentang pengasuhan anak pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba. Semoga Allah memberi kemudahan pada Bapak dan Ibu untuk memberi pendidikan terbaik bagi putra putrinya. Aamiin..
SAATNYA ORANG TUA MENGERJAKAN PR
Buletin kita pekan ini akan membahas beberapa
persoalan mengenai pengasuhan anak. Tulisan ini adalah pengembangan dari resume
program “Kelas Pengasuhan Anak” yang diselenggarakan oleh Auladi Parenting
School, dengan pemateri Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhori.
Mungkin
Bapak Ibu bertanya-tanya, kenapa sih kita harus BELAJAR tentang pengasuhan
anak? Jawabannya adalah:
1.
Karena Allah memerintahkan kita untuk terus belajar
2.
Perubahan zaman, dimana dulu informasi serba terbatas, sedang sekarang informasi tersebar luas, tanpa batas
3.
Agar anak bahagia
Mengasuh tanpa ilmu, akan membuat orang tua mudah
tersulut emosi, mudah marah dan merasa tertekan. Untuk itulah kita perlu
mempelajari ilmu tentang pengasuhan anak.
Dibawah ini ada beberapa PR orang tua yang mesti
dipelajari agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan bahagia.
Menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah. Ada 9 PR yang diberikan dalam
program kelas pengasuhan anak ini. Kita akan membahas 3 terlebih dahulu.
A.
PR 1
In syaa Allah mulai hari ini saya akan bersungguh-sungguh menjadi orangtua betulan, bukan kebetulan. Saya akan memulainya
dengan hal sederhana, yaitu menyediakan
waktu bersama anak, setiap hari, setidaknya 30 menit setiap hari, sebelum
anak saya berusia 12 th, dan setidaknya 3 jam setiap bulan, setelah mereka
berusia lebih dari 12 th.
(Keterangan:
WAKTU BERSAMA ANAK yang dimaksud di sini adalah anda benar-benar bersama anak, jiwa dan raga, tidak disambi
main HP, baca koran, atau menyelesaikan pekerjaan lainnya)
B.
PR 2
In syaa Allah saya akan membebaskan
hidup anak saya demi kebahagiaan mereka, sepanjang tidak melanggar aturan agama
dan norma masyarakat, tidak membahayakan dirinya, serta tidak merugikan orang
lain.
(Keterangan:
MEMBEBASKAN di
sini dimaksudkan memberikan kebebasan untuk
memilih sesuatu yang disukainya, tidak banyak mengatur. Namun, bukan berarti tidak memberi batasan. Contoh:
membebaskan anak memilih warna dan model pakaian, asalkan itu busana muslimah.
Membebaskan bermain, asal tidak mengganggu ketenangan orang lain. Bebas memilih minatnya, asal
itu sesuatu yang bermanfaat.)
C.
PR 3
In syaa Allah mulai hari ini saya bersungguh-sungguh sekuat tenaga untuk mendampingi anak, setidaknya dalam 4 kegiatan, yaitu: Sholat,
menjelang tidur, bangun tidur dan saat makan.
Demikian
ibu dan bapak, apa yang dapat kami sampaikan tentang pengasuhan yang
membahagiakan anak dan orang tua. Selamat mencoba dan mempraktikkan, semoga Allah memberi kemudahan kepada bapak
ibu semuanya. Aamiiin..
Subscribe to:
Posts (Atom)